Reservoir sebagai tempat terakumulasinya Hidrokarbon merupakan volume dari batuan yang berpori.Pori-pori ini terbentuk dan terpengaruh seiring proses pembentukan dari batuan itu sendiri misalnya, proses sedimentasi.
Besaran yang menyatakan nilai dari pori-pori batuan yang di tempati hidrokarbon terhadap volume total batuan itu di definisikan sebagai porositas.Secara matematis di tuliskan sebagai :
Ф = Vp/Vb or Ф = Vp/(Vg+Vp)
Vp = Volume pori batuan, cm³
Vb = Volume bulk (total) batuan, cm³
Vg = Volume grain (butiran), cm³
Proses pembentukan pori-pori batuan sangat erat kaitannya dengan proses pembentukan batuan.Proses ini akan mempengaruhi nilai dari porositas batuan.
a. Ukuran butir (grain size)
Semakin kecil ukura butiran yang terbentuk mangga rongga yang terbentuk akan semakin kecil pula.
b. Bentuk butir (sphericity)
Bentuk dengan butiran yang jelek akan memiliki porositas yang besar.Vice versa.
c. Susunan butir
Apabila ukuran butirnya sama maka susunan butir sama dengan bentuk kubus dan mempunyai porositas yang lebih besar dibandingkan dengan bentuk rhombohedral.
d. Pemilahan
Keseragaman butiran akan membuat nilai porositas semakin baik.
e. Komposisi mineral
Mineral yang mudah larut seperti karbonat akan meningkatkan nilai porositas karena rongga yang ditinggalkan dari proses pelarutan.
f. Sementasi
Material semen pada dasarnya akan mengurangi nilai porositas.
g. Kompaksi dan Pemampatan
Kompaksi dan pemampatan akan mengurangi nilai porositas.
Klasifikasi Porositas
A. Berdasarkan waktu dan cara terjadinya
1. Porositas primer
Porositas yang terbentuk pada waktu batuan sedimen diendapkan.
2. Porositas Sekunder
Porositas yang terbentuk sesudah batuan sedimen diendapkan.
B. Berdasarkan morfologinya
1. Porositas Absolut
Perbandingan antara volume total pori dengan volume bulk batuan.
2. Porositas efektif
Perbandingan antara volume total pori batuan yang saling berhubungan dengan volume bulk batuan.Dalam menghitung cadangan dari suatu reservoir, nilai inilah yang akan diperhitungkan.
Pengukuran porositas dilakukan pada pada sample batuan formasi yang produktif baik pada saat pemboran berlangsung atau logging.Sample batuan yang didapat kemudian dianalisa di laboratorium dengan menggunakan porosimeter.
Beberapa contoh alat porosimeter.
Adalah kemampuan suatu media berpori untuk dapat melewatkan fluida.Variable ini sangat berpengaruh terhadap besarnya laju alir yang dapat melewati media berpori misalnya batuan reservoir.
Pertama kali secara mathematis percobaan mengenai permeabilitas dilakukan oleh Henry Darcy.Awalnya, percobaan ini akan digunakan untuk membuat suatu penjernih air dengan melewatkan air tersebut di dalam suatu media berpori ( batuan pasir) dengan arah mendatar.
Secara mathematis dapat dituliskan sebagai :
∆P/L : Beda tekanan sejauh L, atm/m
q : Laju aliran, cc/s
μ : Viskositas fluida, cp
A : Luas Daerah, m²
k : Permeabilitas, mD
Klasifikasi Permeabilitas
1. Permeabilitas Absolut
Permeabilitas dimana fluida yang mengalir hanya satu fase saja.
2. Permeabilitas Efektif
Permeabilitas dimana fluida yang mengalir lebih dari satu fase.
3. Permeabilitas Relatif
Perbandingan antara masing-masing permeabilitas efektif dengan permeabilitas absolut.
Pada prakteknya di reservoir, jarang sekali terjadi aliran satu fasa, kemungkinan terdiri
dari dua fasa atau tiga fasa. Untuk itu dikembangkan pula konsep mengenai
permeabilitas efektif dan permeabilitas relatif. Harga permeabilitas efektif dinyatakan
sebagai Kg, Ko, Kw, dimana masing-masing untuk gas ,minyak, dan air. Sedangkan
permeabilitas relatif dinyatakan sebagai berikut :
dimana masing-masing untuk permeabilitas relatif gas, minyak, dan air. Percobaan
yang dilakukan pada dasarnya untuk sistem satu fasa, hanya disini digunakan dua fasa
fluida (minyak-air) yang dialirkan bersama-sama dan dalam keadaan kesetimbangan.
Laju aliran minyak adalah Qo dan air adalah Qw. Jadi volume total (Qo + Qw) akan
mengalir melalui pori-pori batuan per satuan waktu, dengan perbandingan minyak-air
permulaan, pada aliran ini tidak akan sama dengan Qo/Qw. Dari percobaan ini dapat
ditentukan harga saturasi minyak (So) dan saturasi air (Sw) pada kondisi stabil.
Permeabilitas dapat ditentukan dengan tiga metode, yaitu:
1. Analisa Core di laboratorium
2. Pressure Transient Analysis
3. Logging
Untuk pengukuran dengan pressure transient analysis dan log akan diterangkan pada
bab-bab selanjutnya. Pengukuran permeabilitas di laboratorium seperti hanya
pengukuran porositas dengan menggunakan sampel batuan yang kecil yang sering
disebut dengan core. Pengukuran dilakukan dengan menempatkan sampel core didalam
alat pengukur (biasanya disebut dengan core holder), kemudian berikan perbedaan
pressure dengan mengalirkan suatu fluida melalui core yung terpasang, gambar
dibawah merupakan contoh alat ukur untuk mengukur permeabilitas.
Permeability Apparatus
Senin, 01 Oktober 2012
SIFAT FISIK BATUAN RESERVOIR
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
lumayan tambahan tugas
BalasHapusga ada niat niatnya mosting ilmu
BalasHapus