Gambaran suatu pemboran berarah dapat dilihat pada gambar 1.1.
Gb.1.1 Gambaran Vertical Suatu Directional Drilling
Kedalaman atau titik dimana lubang mulai dibelokkan disebut dengan titik belok, yang disebut dengan kick off point (KOP). Untuk membelokkan lubang digunakan peralatan pembelok, atau deflecting tools. Pada gambar 1.1 ditunjukkan oleh titik B.
Sudut antara lubang dengan sumbu vertical disebut dengan sudut kemiringan lubang, yang dikenal dengan drift angel atau inclination. Pada gambar 1.1 ditunjukkan oleh sudut α
Kedalaman lubang yang diukur berdasarkan panjang lubang disebut dengan kedalaman ukur, atau measure depth (MD). Pada gambar 1.1 ditunjukkan oleh garis AC.
Sedangkan kedalaman vertikal disebut dengan kedalaman tegak, atau True Vertical Depth (TVD). Pada gambar 1.1 ditunjukkan oleh garis AD.
Lubang yang sudah dibuat harus dikontrol agar tidak meleset dari yang direncanakan. Untuk itu dilakukan survey untuk melihat sudut kemiringan lubang dan arah dari lubang. Dari survey di dapat data :
- Kedalaman survey
- Sudut kemiringan lubang
- Arah lubang
Hasil survey dianalisa untuk menentukan posisi dari suatu titik yang disurvey.
Analisa hasil survey adalah dengan :
- Tangential method ( Backward method)
- Average method
- Radius of curvature
Directional drilling lebih rumit dan lebih mahal dari pada straight hole drilling. Penyebabnya adalah sebagai berikut :
- Menggunakan alat pembelok
- Melakukan survey
- Lubang yang dibuat lebih panjang
Directional drilling lebih rumit dari straight hole drilling karena perencanaan, penganalisaan menggunakan prinsip matematik. Goneometri merupakan ilmu yang sangat diperlukan untuk mempelajari directional drilling
Tidak ada komentar:
Posting Komentar